Tidak hanya jadi kota pendidikan, Kota Depok populer jadi pusat kuliner. Tidak bingung bila di selama Jalan Margonda Raya, berjejer bermacam resto serta cafe. Ya, sebab didominasi anak kuliahan yang suka nongkrong serta ngopi, cafe serta resto di Depok juga semakin ramai didatangi. Tetapi, bila umumnya cafe di Depok mempunyai design yang biasa saja, berlainan dengan cafe yang satu ini.
Artikel Terkait : https://arrahmanaqiqah.com/jasa-aqiqah-jakarta-timur/
Di Artivator, kamu tidak cuma temukan satu cafe untuk sebatas minum dan makan, tetapi kamu dapat menyatu dengan design di dalamnya.“Kami ingin pengunjung yang hadir kesini, khususnya anak muda makin dekat sama seni,” kata Masyuri Kurniawaan, arsitek sekaligus juga pemilik cafe Artivator. Cafe yang terdapat di Jalan Pemuda ini memang unik. Dengan ide galeri, banyak spot-spot yang instagramable karena lukisan art yang berada di dalamnya.
Umumnya perlengkapan serta pernak-pernik di sini juga menaruh nilai sejarah. Diantaranya batu besar yang ada di fasad cafe ini. Masyuri menceritakan, batu besar itu dia mengambil dari atas gunung.Beberapa perlengkapan yang lain juga punyai nilai riwayat yang tinggi. Jendela di ruangan meeting contohnya. Masyuri menjelaskan jika dia memperolehnya dari bongkaran Gedung Arsip. Jendelanya juga terkesan vintage karena bergaya jaman kolonial. Tidak hanya seseorang arsitek, Masyuri juga nyatanya seseorang kolektor.
Tidak bingung bila di sejumlah pojok cafe ini terpampang beberapa barang usang yang unik. Dari mulai mesin tik tua, tv kuno sampai kaleng-kaleng yang di-reuse hingga mempunyai nilai seni yang tinggi. Beberapa barang ini juga searah dengan style arstektur yang diambil Masyuri. Masyuri akui, dia tidak ingin merubah penampilan eksisting di Artivator ini. Cafe Artivator, yang memang adalah bangunan tua sisa Departemen Perhubungan ini dia biarlah dengan style lawasnya.