Kecamatan Pundong ada seputar 17 km dari kota Yogyakarta. Tanahnya yang subur untuk pertanian jadikan penduduk Pundong kerja menjadi petani. Akan tetapi dibalik kesibukannya menjadi petani, beberapa masyarakat Pundong- penduduk yang tinggal di Pedukuhan Jetis- tekuni pekerjaan sambilan menjadi perajin gerabah.
Artikel Terkait : http://alifbatasa.hol.es/wisata/watu-amben/
Sampai pada akhirnya, tahun 1975 Pedukuhan Jetis jadikan Desa Wisata Gerabah.gerabah Panjangrejo Pundong Gerabah yang dibuat saat itu memang baru hanya peralatan alat rumah tangga, pentingnya keperluan dapur seperti bagus, cobek, kendi sampai celengan. Hingga produk mereka cuma di pasarkan di seputar Bantul. Bersamaan perubahan waktu, dari cuma untuk penuhi keperluan rumah tangga, perajin mulai meningkatkan bentuk gerabah yang lebih menarik.
Artikel Terkait : http://demamseo.hol.es/wisata/gardu-pandang-mangol-kencana/
Hingga gerabah hasil bikinan Panjangrejo wajar di jual untuk jadikan oleh-oleh tiap-tiap wisatawan yang bertandang ke Yogyakarta. Ditambah lagi sesudah gerabah Panjangrejo mulai di pasarkan di Kasongan. Bahkan juga gerabah Panjangrejo ikut laris di pasar internasional sesudah di pasarkan di Bali. Menurut Kepala Dukuh Jetis, Jumirah, kerajinan gerabah ini telah ditangani dengan turun temurun semenjak nenek moyang mereka.
Artikel Terkait : http://bloggerseo.hol.es/wisata/air-terjun-grojogan-sewu/
Beberapa perajin yang sekarang ini masih tetap tekuni tugasnya adalah generasi ke tiga. Ada 60 perajin dari 150 KK masyarakat Jetis yang sehari-harinya bergulat membuat kerajinan gerabah.