Benteng pertama-tama dibuat pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas keinginan Belanda yang pada saat itu Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa di pimpin oleh Nicolaas Harting. Mengenai tujuan bangunan benteng dibuat dengan alasan untuk jaga keamanan keraton serta sekelilingnya, namun di balik itu tujuan Belanda yang sebenarnya ialah mempermudah serta mengatur semua perubahan yang berlangsung di dalam keraton.
Benteng pertama-tama dibuat keadaannya masih simpel, temboknya cuma dari tanah yang diperkokoh dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pohon kelapa serta aren, serta bangunan didalamnya terdiri atas bambu serta kayu dengan atap cuma ilalang, dibuat dengan bentuk bujur sangkar, yang di ke empat sudutnya dibikin tempat penjagaan yang disebutkan seleka atau bastion. Oleh Sultan ke empat pojok itu dinamakan Jaya Wisesa (pojok barat laut), Jaya Purusa (pojok timur laut), Jaya Prakosaningprang (pojok barat daya), serta Jaya Prayitna (pojok tenggara).
Artikel Terkait : http://blog.livedoor.jp/sigit12/archives/55335456.html
Selanjutnya pada saat seterusnya, Gubernur Belanda yang di pimpin oleh W.H. van Ossenberg menyarankan supaya benteng dibuat lebih permanen supaya lebih jamin keamanan. Selanjutnya tahun 1767, pembangunan benteng mulai dikerjakan di bawah pengawasan seseorang pakar pengetahuan bangunan dari Belanda yang bernama Ir. Frans Haak serta pembangunan baru usai tahun 1787, ini karena Sultan HB I sedang direpotkan dengan pembangunan keraton.
Sesudah pembangunan benteng usai selanjutnya dinamakan ‘Rustenberg’ yang bermakna benteng peristirahatan. Pada tahun 1867 di Yogyakarta berlangsung gempa bumi yang hebat hingga menyebabkan rusaknya beberapa bangunan benteng. Sesudah diselenggarakan perbaikan, nama benteng dirubah jadi ‘Vredeburg’ (benteng perdamaian). Ini jadi aktualisasi jalinan di antara Belanda serta keraton yang tidak sama-sama menyerang.
Satu obyek wisata di Jogja dekat Malioboro. Benteng Vredeburg terdapat di Jalan Malioboro, persisnya di muka Gedung Agung. Benteng yang sekarang sudah jadi museum yang berisi diorama tentang riwayat Indonesia itu benar-benar pas didatangi buat Anda yang ingin meningkatkan wacana mengenai riwayat Indonesia.
Pada saat-saat tersendiri benteng ini jadikan tempat penyelenggaran beberapa festival kebudayaan. Jika Anda cuma ingin sebatas santai sekalian nikmati situasi di benteng Belanda ini karena itu kunjungilah café yang menyediakan makanan ciri khas Belanda yang ada di benteng,yang bernama Indische Koffie.